Rabu, 29 Desember 2010

jakarta=macet

Saya tahu kalau jakarta itu macet, bukan hal baru karena berita tentang kemacetan Jakarta bagaikan makanan sehari-hari yang dihidangkan oleh media-media Indonesia. Namun, saya baru merasakan kemacetan jakarta ketika menginjak bangku kuliah. Bersekolah di SD,SMP dan SMA  yang berada dekat rumah, membuat saya tidak mengenal dengan kemacetan Jakarta. SD, SMP diseberang rumah, tinggal jalan kaki kalau mau sekolah, SMA naik ojek.
Bertempat tinggal di slipi, Jakarta barat dan menggantungkan cita-cita di universitas yang berada di pinggiran kota (baca: depok) membuat saya harus bersusah payah memeras darah menaiki bus yang melewati berbagai jalan protocol di Jakarta. Naik bus jurusan grogol- depok memberikan saya banyak pengalaman. Pertama kali naik bus itu aja saya sudah melihat kecelakaan, motor nabrak separator busway.  Selama satu setengah tahun berkuliah saya telah mengumpulkan banyak kenangan-kenangan tentang kecelakaan ibukota. 

Pernah liat dua motor saling bertabrakan? Saya pernah

Pernah liat motor nyerosot dan pengendaranya masuk ke kolong bus yang Anda tumpangi? Saya pernah

Pernah liat dipinggiran rel kereta api banyak orang berkumpul dan ngeliatin sesuatu  yang ditutupi Koran? Saya pernah

Pernah duduk di dasbor bus kaya pajangan anjing-anjingan? Saya pernah (oke yang ini bukan kecelakaan)

Pernah baca tulisan ga jelas kaya ini? Semoga ga sering-sering

Intinya adalah saya lebih suka tinggal jauh dari kemacetan ibu kota. Memiliki rumah kecil dengan pagar putih ,memilih kebun buah dan sayuran untuk menghias halaman, berkendara dengan sepeda, rasanya lebih damai dibandingkan hidup saya sekarang ini di Jakarta. 

Senin, 08 November 2010

UTS dan cramming

Wah sudah lama blog ini tidak dijamah tangan manusia, rasanya gatel pengen nulis tapi ga ada waktu buat nulis dan bingung mau nulis apa. Alasan pertama cukup masuk akal karena penulis dan kawan-kawan sibuk cramming tiap malam buat uts(jangan ditiru). Bicara soal cramming, penulis jadi teringat dengan salah satu partner in crime penulis yaitu Mely yang dijuluki RATU CRAMMING oleh teman-teman satu jurusan. Alasan mengapa Mely dapat julukan ini simple saja, ya karena Mely memang ahli dengan jurus menghapal yang satu ini. Bermodalkan kopi susu, Mely dapat terus on semalaman demi menghapal materi uts yang bisa berbab-bab (paling parah mata kuliah perkembangan kesusastraan yang bahannya dari abad 15 sampai 18), lumayan bikin semaput juga tuh ngapalin materi 400 tahun dalam waktu semalam. Tapi itulah kelebihan Mely sang bocah ajaib yang entah kenapa waktu SMA masuk jurusan IPA padahal detektor otak jelas-jelas menunjukkan bahwa dia cocok di bidang sosial.

 Penulis sendiri cuma mampu cramming sampai jam setengah sebelas malam, lebih baik tidur deh daripada bela-belain ga tidur cuma buat belajar yang dapat dipastikan materinya gak masuk keotak akibat ga bisa ngeliat tulisan dengan jelas karena mata sepet dan mengantuk. Disamping itu cramming mempunyai kelebihan antara lain ; jadi selama kuliah tiap hari kita ga perlu mikirin pelajaran,main aja,nonton dvd,berhedonria, sehari sebelum hari H baru kita cramming sampai pagi. Nah jadinya kan cuma kerja keras sehari, selebih itu bisa santai. Mungkin pembaca bertanya bagaimana dengan nilai kita ketika menggunakan jurus cramming, penulis hanya mengatakan kemampuan mengingat  orang itu berbeda-beda, ada yang berhasil dengan metode cramming ini dan ada juga yang berdarah-darah. Kalo mau cari aman mendingan belajar rutin aja tiap malam, jadi kalo mau tes juga ga merasa berat belajarnya. Walau penulis cuma ber-IP tiga koma dikit , namun tulisan ini dapat dipercaya. Lewat memperhatikan cara belajar teman-teman penulis selama satu tahun lebih, penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap orang mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada teman penulis yang selalu me-re-write catatannya dari tulisan yang dapat dibaca hingga menjadi tulisan yang indah dibaca. Penulis sendiri kebagian untungnya, tinggal foto copy aja tuh catatan rebes deh-Tapi ingat jangan di foto copy perkecil buat kebetan, menyontek itu tidak baik kawan. Ada juga sekelompok orang yang mengandalkan metode cramming seperti Mely, Mely sendiri dapat dibilang sukses karena nilainya bagus walau memakai metode cramming.
akhir kata penulis memplagiat semboyan salah satu produk kesehatan,
Ingin pintar makanya belajar.
satu lagi postingan ga jelas dari mayora

Selasa, 05 Oktober 2010

Oppa U ROCK!!!

Setelah sekian menjalani hari-hari dengan ”biasa” aja tanpa kejadian unik dan lucu yang layak untuk diceritakan, akhirnya penulis hari ini menjalani kejadian yang bisa dibagikan.
Seperti biasa penulis pulang dari kampus menggunakan angkutan umum biru yang lewat tol kesayangan penulis (Fina sangat iri karena gapernah naik angkot yang lewat tol). Biasanya, diangkot dengan nomor yang sama dengan nomor dada pahlawan silat asal betawi yang menggunakan baju putih dengan model dada terbuka dan membawa celurit (penulis lupa namanya, tapi saat masa kanak-kanak penulis dia sangat terkenal bahkan mengalahkan saras 008) sangat sepi, karena para penumpang lebih memilih untuk tidur, dibandingankan bergosip ria layaknya teman-teman penulis dikampus (kadang penulis nimbrung juga si). Hari ini penulis duduk tepat dibelakang pak supir, setelah angkot mulai penuh, naiklah seorang kakek dengan pakaian tentara yang duduk didepan disamping pak supir. Dengan kedatangan si kakek lengkaplah kami ber-12 dan siap maju kedalam laga sepak bola dunia 2014 membawa nama baik Indonesia, oke sekedar intermezzo, maksudnya selesailah ritual wajib para supir angkot, yap tepat sekali ”ngetem”. Saat supir angkot mulai menyalakan mesin, giliran para penumpang yang gelar ritual bersama tidur bareng kaya abis dihipnotis sama Rommy Rafael. Baru setengah kelopak mata yang tertutup tiba-tiba penulis mendengar suara musik nan metal dengan penyanyi bersuara sendu. Karena penulis mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi jadilah penulis mencari asal suara itu. Ternyata suspect pemutar lagu metal nan lawas itu adalah si kakek. E dodo e... ternyata dia muter mp3 di hpnya tanpa headshet dengan volume poll. Penulis bingung kirain cuma ringtone, dengan rambasan gitar nan keras layaknya slipknot dipadu suara lawas yang ga masuk sama musiknya gagallah ritual kami para penumpang. Penulis melihat para penumpang lainnya, ada yang terganggu, ada yang pura-pura ga peduli, ada yang bingung cari sumber suaranya, dan ada yang kaya orang bego celingukan ngeliatin ekspresi orang lain. Suasana angkot jadi beda. Setelah memasuki tol bahkan disepanjang jalan tol lagu-lagu lawas terus bersenandung. Tibalah di antrean gerbang tol, dan musik berhenti. Penulis kira sang kakek sadar bahwa dia sedang duduk di sebuah mobil yang dikenal dengan nama angkutan umum, yang berarti tempat publik dimana kita gabisa seenaknya, dan kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan individu, kata buku KN. Ditambah lagi mungkin kakek sadar, takut lagu-lagu lawas metalnya mengganggu telinga supir, dan akhirnya Pak Supir ga denger kalo ada yang bilang ”to the left to the left”.  Penulis senang. Baru beberapa detik SUNYI, jrengjreng... ternyata tadi cuma jeda lagu, alhasil sepanjang jalan alternatif keluar tol berdendanglah lagu-lagu aneh itu. Tak disangka-sangka suara musik berhenti, penulis kembali senang. Ckckck tak disangka tak diduga, ternyata dia cuma ganti lagu, karena lagu sebelumnya terhenti dan digantikan lagu yang lebih aneh. Tempat turun penulis sudah semakin dekat, dan penulis sangat penasaran, kira-kira sampai mana sang kakek bertahan mengumandangkan lagu-lagu ajaibnya. Dan rasa penasaran penulis terjawab kira-kira jarak 300 m dari tempat turun penulis lagu tak lagi terdengar, penulis sangat bersyukur disuasana nan panas dan macet diiringi lagu metal ajaib, rasanya kepala penulis sakit. Ditambah lagi penulis was-was takut suara lembut nan elok penulis ga kedengeran sama abang supir. Saat melihat ke depan ternyata si kakek memang telah mematikan mp3 di hpnya, dan ia kelihatan asik dengan kegiatan barunya, yaitu merekam mobil-mobil lain di depan angkot kami. Voilaaa... penulis tertegun, kakek ini sungguh ajaib!! Well walau begitu penulis tetap salute sama kakek, dengan umur yang sudah cukup tua(ialah kalo muda, om) dia masih hidup layaknya anak muda. Luar biasa toch??

Jumat, 17 September 2010

jumat bodoh

kalau biasanya penulis menganalogikan hari jumat sebagai hari bebas merdeka dari kuliah karena besok weekend,kali ini sedikit berbeda. hari jumat tanggal 17 september 2010 adalah hari yang MEMALUKAN bagi penulis dan partner in crimenya Mely. berawal dari keinginan untuk nonton film Darah Garuda , anggota geng loser Fina,Mely,Fika dan Nike pun berangkat menuju shelter bikun fib setelah puas mabok pempek yang dibawa Fina sebagai oleh-oleh pulang kampung. tidak lama menunggu bikun pun datang menghampiri,senang riang karena tidak perlu menunggu lama dibawah terik matahari, kami pun menatap bikun dari kejauhan dengan penuh harap. sungguh tak dinyanya dan tak diduga ternyata bus tersebut erg vol aka penuh banget. tatapan penuh harap kami berubah menjadi tatapan kecewa. pintu bikun terbuka,jeng jeng jeng jeng tiba-tiba bikun ga ada penumpangnya.eh enggak deng,itu cuma hayalan penulis yang berharap penumpang bikun bisa menguap diudara. yap seperti yang anda perkirakan bikun tetep penuh penumpang,sampe ada yang berdiri (yaiyalah masa tiduran) di tangga pintu masuk. melihat orang yang mau turun bus aja susah,penulis berpikir mustahil untuk bisa naik bus berlima. tapi ternyata kata mustahil tidak ada didalam kamus kehidupan seorang Fina, dengan tubuh yang mungil dia pun melesat naik bikun,nyelip sini dan nyempil sana,Fina pun sukses masuk bikun dengan selamat. tak mau kalah dengan Fina,kami berempat ikutan merangsek masuk kedalam bus,sukses.

di halte berikutnya ternyata banyak penumpang yang turun, alhasil kami tidak harus berdesak-desakan lagi sambil menenteng kamus oranje yang segede gaban sampe-sampe kalo dipake buat nimpuk anjing tetangga dijamin anjing tersebut akan gegar otak dibuatnya. halte demi halte berlalu, kami asik ngobrol,ac bus mulai kerasa karena penumpang yang ga terlalu banyak.tiba-tiba penulis yang berdiri menghadap jalan berbicara pada teman sebelahnya yaitu mely: "mel,kayaknya ini udah nyampe deh" sambil ngeliat jalan yang kayaknya familiar.
"eh iya,kayanya udah nyampe"
mely pun bilang ke Fina,"fin kayanya udah nyampe,ayo turun"
Fina dengan sigap langsung berdiri dan nyajak Fika turun,tanpa babibu Fina,Fika dan Nike berjalan menembus                kerumunan orang di pintu masuk, sedangkan penulis dan Mely yang berdiri di tengah bus sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar bus,berjalan sambil celangak celinguk sambil ngeliatin halte.
"eh kayanya bukan ini deh mel"kata penulis panik
mely yang rada panik langsung nyolek-nyolek Fina yang udah duluan jalan didepan, tapi nasi sudah menjadi bubur Fina,Fika dan Nike sudah turun dari bus. sedangkan dua orang autis dengan panik berusaha mengejar dan keluar dari bus secepatnya. namun apa yang terjadi sodara-sodara? ketika pintu bikun sudah didepan mata, tiba-tiba pintu bikun tertutup. karena panik penulis teriak dengan spontan didalam bus yang setengah penuh. mungkin karena mendengar teriakan perawan yang panik,seorang pria penumpang bus berinisiatif untuk menolong (atau mempermalukan) kami.dia pun berkata (bukan teriak)" pak,berhenti pak" dengan volume suara setingkat kucing tidur.yaa bapak supir bikunnya mana denger,adanya juga yang denger orang-orang asing disekitar kami sehingga ketahuanlah bahwa kami ketinggalan halte.
bapak supir tetep gaspol, kami dua orang mahasiswi kurang beruntung yang ada didalam bus hanya bisa bengong menatap jendela. terlihatlah tiga orang teman kami yang juga begong menatap bikun yang berlalu.
kami bengong
mereka bengong
pembaca bengong karena tulisan ini ga penting

didalam bus yang melaju,saya berpikir "kenapa yang terjebak dibus itu saya dan Mely"
apa karena tingkat intelegensi kami yang sama-sama setara dengan tutup termos sehingga tidak mengetahui dimana kita harus turun? padahal udah setahun lebih kuliah disini tapi pengetahuan masih aja setara maba.
yasudalah menyesal tidak ada gunanya.yang penting sekarang kami harus turun di halte yang benar yaitu fkm. halte berikutnya fkm,kami pun turun dengan sukses. hal yang harus kami lakukan selanjutnya adalah berjalan ke halte fmipa dimana ketiga orang teman kami berada. perjalanan menuju fmipa diisi dengan gelak tawa mengingat kebodohan kami tadi.
penulis berkata, "sorry mel tadi gue teriak,abis reflek"
mely: "tadinya gue pengen pura-pura gak kenal tuh"
sialan lu mel,padahal dia sendiri yang mengiyakan kebodohan gue.
penulis dan Mely tidak akan heran jika suatu saat nanti orang-orang yang berada didalam bus tadi mengingat bahwa orang-orang yang bawa kamus oranje adalah bodoh (berkat kami tentunya)

sesampainya di fmipa,kami pun minta agar kebodohan kami dimaklumi dan kami melanjutkan perjalanan ke detos dengan berjalan kaki. karena insiden bikun,waktu kami terbuang dan kami melewatkan adegan pertama dalam film Darah Garuda. karena merasa ketinggalan cerita,kami duduk tenang sambil nonton. dan ternyata filmnya baguuuus banget,lebih bagus dari film terdahulunya, Merah Putih. diisi dengan special effect yang yahud, adegan bom-boman terlihat amat Hollywood, yaa karena yang bikin tuh film bule kali yah makanya tuh film outstanding banget,tapi sutradara indonesia juga bagus kok,trust me it's work.

setiap film action pasti ada jagoannya, dan kami punya jagoan sendiri-sendiri. Fina dan mely yang menjagokan darius walaupun rolenya sebagai marius cuma sebagai chauffeur alias supir,karena ketika adegan perang darius tugasnya cuma nyetir mobil,nyetir pesawat dan dia juga satu-satunya orang yang mukanya tetep oke walaupun lagi di medan perang,katanya Mely itu berkat iklan biore for men yang ia bintangi.sedangkan nike menjagokan Budi yang saya gatau nama aslinya,yang di film dia berperan sebagai remaja yang sudah angkat senjata.Fika terlalu sibuk berdebat karena granat  dia kira lepet(nama makanan yang),bentuknya sih emang mirip,warnanya juga,tapi penulis tidak tertipu.dia tidak mengira granat itu lepet,melainkan lontong. gubraaaaak.
karena teman-teman saya punya jagoan,penulispun tidak ketinggalan. saya menjagokan
dia

tomb rider versi cowo yang terlihat cool dengan latar belakang pesawat yang meledak. donny alamsyah,two thumbs up!! kasih jempol gaaan

efek setelah menonton darah garuda:menjadi lebih nasionalis dan pengen pindah jurusan

satu lagi postingan ga penting dari mayora

Kamis, 16 September 2010

Red is hot


Matahari berubah menjadi tungku pemanas tepat jam dua siang dimana khatulistiwa berada pada suhu tertinggi(sumber :geografi kls x ).Saat –saat seperti itulah Jani bisa dijadikan objek lawakan karena ada kekontrasan pada diri miss petite ini,dia diberkahi oleh kulit seputih kain kafan namun,dengan rambut merah menyala-nyala minta di gatak.Jadilah Jani menjelma sebagai Alay sejati,rambutnya yang hitam kemerahan menjadi indicator salah satu kelompok  fenomenal di ibu kota dan menjadi salah satu trend serta penanda Era baru di tahun 2000an dengan prinsip ‘BIAR MAKSA YANG PENTING GAYA’.Sayangnya Jani tidak termasuk dalam kelompok mereka.Warna merah selalu berorentasi pada kata ‘hot’ dan hal ini di setujui oleh sebagian kalangan,tapi Jani adalah salah satu orang yang kontra dengan pandapat tersebut.Ia berusaha mengubah rambut merahnya menjadi hitam kelam,dengan upaya antara lain menggunakan ramuan turun-temurun lidah buaya sedari kecil (saya masih sangsi karena lidah buaya biasanya dijadikan sebagai penebal rambut yang tipis bukan sebagai penghitam rambut karena yang saya tau urang-aringlah bahan yang cocok)
Ia baca:Jani menganggap orang bule suka dengan wanita oriental berambut hitam dan berkulit coklat karena eksotis bukan yang bertampang bule juga seperti dirinya.Itulah mengapa ia tidak setuju dengan istilah Red is hot.Betul gak Jan?engaakkk!!!



Rabu, 08 September 2010

lebaran, keluarga, hewan

Lebaran sebentar lagi, banyak yang harus dipersiapkan. Apakah para pembaca yang budiman dan budianduk sudah mempersiapkan baju lebaran, ketupat, kue nastar dan aneka barang penggembira lebaran? Jika belum, beli saja sama Mail dua seringgit.

Sebenarnya tadi saya hanya ingin memberikan sedikit intermezzo, saya sendiri juga bingung kenapa jadi ngawur kaya gini. Baiklah, kembali ke topic. Tema saya pada tulisan kali ini adalah keluarga. Inget lebaran jadi inget keluarga, apalagi kalo yang punya keluarga dikampung. Orang yang punya kampung hampir bisa dipastikan akan ngumpul bareng keluarganya saban lebaran. Beda dengan penulis yang keturunan betawi, tidak punya kampung (hiks). Setiap lebaran paling keliling kemanggisan (nama kelurahan), karena hampir semua warga yang tinggal di kelurahan itu-yang orang betawi-adalah sodara saya,hahahaha tiba-tiba bangga. Keluarga saya sendiri biasanya ngumpul dirumah nenek saya,tapi sekarang nenek saya sudah meninggal dan rumahnya sudah dijual. Dirumah itulah biasanya saya sewaktu bocah menginap disetiap akhir pekan.

Tidak cuma nenek saya yang tinggal dirumah itu, satu orang paman saya yang masih bujang juga tinggal disitu. Nah, paman saya yang satu ini sedikit ajaib-mungkin dia keturunan steven irwing-karena berkat paman saya itu rumah nenek saya jadi seperti kebun binatang. Berbagai macam hewan,baik yang wajar dipelihara maupun hewan yang tidak wajar menjadi peliharaan memenuhi rumah itu. Sebut saja kucing, bebek, ayam, burung, kelinci, ikan, lobster, dan bahkan burung bangau dipelihara. Untuk kucing sendiri terdiri dari beberapa jenis, mulai dari kucing kampung, Persia, anggora, keturunan anggora (artinya kucing anggora betina paman saya dihamilin sama kucing garong,jadinya anaknya blesteran),kucing siam, sampai kucing hutan-yang saya gatau gimana cara paman saya bisa mendapatkannyapun dipelihara. Begitu juga dengan ikan, ikan koi, mas koki( nama ikan bukan nama tukang bakso), ikan lele, mujair, lo han, ikan badut, ikan cupang dan jenis-jenis ikan hias yang saya gatau namanya apa. Tapi berkat itu saya dan sepupu-sepupu saya jadi demen main kerumah nenek saya karena banyak binatang, para orangtua pun merasa senang karena ga perlu ngeluarin biaya rekreasi ke kebun binatang aah, anak-anak senang orang dewasa juga senang. Satu-satunya orang eh bukan , satu-satunya hewan yang gak senang akan hal tersebut adalah ikan.

Untuk ikan sendiri, pada saat saya kecil saya sering menganiaya mereka. Mulai dari nyerok-nyerokin ikan (tanpa sepengetahuan paman saya tentunya), ngeledekin ikan (eits, pembaca jangan berpikir saya memasang tampang nyolot didepan akuarium sambil mengeluarkan jari telunjuk dan jempol membentuk huruf L dan meletakannya didepan jidat saya. Itumah cara saya ngeledekin geng loser bukan cara saya ngeledekin ikan) cara saya ngeledekin ikan adalah saya dengan sengaja mengambil toples makanan ikan lalu mengocok-ngocok toples sampai berbunyi diatas akuarium. Dari situ saya bisa ngeliat ikan-ikan berenang mengikuti arah toples dan mulut mereka monyong-monyong di permukaan air seraya berkata” kak, kasian kak. Saya belum makan dari lahir” begitu ikan-ikan mulai beringas dan mupeng banget pengen makan, saya naro toples makanan ikan ketempat semula dan mulai ketawa-ketiwi karena berhasil nepu ikan.

Saya : Hahahhaha ikan kamu liat di sebelah lemari itu ada apa, sebuah kamera. Anda masuk program keenaaa deeeh
Ikan: blpblpblpblp

Tapi selain itu saya bersikap baik kepada ikan peliharaan paman saya. Kalau ada ikan yang mati pasti saya dan sepupu saya langsung berinisiatif untuk mengubur ikan tersebut. Caranya:


  1.  Ambil daun dari pohon hias yang ada dihalaman
  2. Bungkus mayat ikan dengan daun
  3. Gali lubang dihalaman dan kubur ikan
  4.  Metikin bunga dan taburkan diatas kuburan
  5. Acting nangis, favorit saya adalah acting nangis seperti ini: “huaaaaaa, dia masih mudaaaaaa,hiks”
Bagaimana pemirsa, mudah bukan cara membuatnya?

Hal-hal yang diatas adalah perilaku saya ketika masih kecil, sekarang saya sudah dewasa dan tumbuh menjadi gadis penyayang binatang. Walaupun saya pernah memeras anak ayam sampai mati dan ususnya keluar, itu kan waktu masih kecil, beda klasemen dengan sekarang. Sekarang saya bahkan berpikir untuk pembentuk partai hewan untuk pemilu selanjutnya. Kalau saya terpilih saya akan mensejahterakan hewan terlantar, dan memberikan subsidi whiskas dan tuna in jelly, sekian.
 ini salah satu kucing paman saya

Written by the most adorable girl in the universe

Selasa, 07 September 2010

SMA OH SMA

Kali ini penulis ingin membagikan sekeping kenangan penulis saat aktif menjadi ABG Labil (SMA). Masa putih abu-abu merupakan masa transisi untuk penulis. Memilih jalan untuk menjadi manusia yang “normal” menurut orang kebanyakan atau “tidak biasa” bagi sedikit orang. Saat duduk dibangku kelas 3 penulis merasa sangat tertekan, bukan karena jurusan yang penulis dapatkan (dengan sangat kebetulan atau karena wali kelas penulis kelas 1 dendam dan menjerumuskan penulis kesana) IPA, melainkan karena teman-teman penulis yang mayoritas imbisil.
Dikelas dengan banyak orang yang pandai memainkan rumus dan berkonsentrasi layaknya para pertapa yang mengharapkan wejangan dari sang Budha, entah mengapa penulis memilih teman yang bahkan tidak sadar bahwa mata pelajaran yang akan di UAN kan berjumlah 6. Kegiatan penulis selama SMA hanyalah menertawai hal-hal yang ga penting,berkaroke ria saat guru menjelaskan, bermain kartu saat tidak ada guru,dan memparodikan hampir setiap tayangan tv, tanpa menyadari UAN hampir menyapa.
Sampai suatu hari akhirnya penulis sadar, dan ingin mencoba mengikuti bimbingan belajar yang dilaksanakan oleh alumni disekolah.
Hari itu setelah selesai mengikuti pendalaman materi, penulis merasa sangat berbeda, karena biasanya 10 menit sebelum jam PM berakhir penulis sudah merapikan semua alat-alat berperang penulis, kertas dan pensil. Di mata orang awam (guru) hal ini sangat biasa dan tidak menimbulkan kecurigaan, mengingat perlengkapan itu sangatlah diandalkan oleh para pelajar untuk mencatat ilmu yang sedang ditrasfer sang guru. Namun layaknya spongebob, selembar kertas dan pensil dapat menjadi apa saja bagi penulis (imajinasi..) sebagai sarana menggambar, bermain bola, origami, sampai saling menghina, semua hanya membutuhkan kertas dan pensil, voilaa!!
Hari ini berbeda ya cukup berbeda, setelah bel berbunyi penulis baru mulai merapikan perkakas yang ada di meja penulis, sayangnya karena teman-teman terdekat penulis di kelas tidak ada yang berminat mengikuti bimbingan 1 hari tersebut jadilah penulis mengikuti kelas itu bersama teman sekelas penulis saat kelas 1. Sialnya teman penulis yang satu ini kelakuannya lebih ajaib dibanding teman penulis yang lain. Saat penulis hendak keluar dari kelas, Kori (sebut saja) sudah tersenyum bahagia dan melambaikan tangannya di depan pintu kelas. Kori memang sangat periang, sehingga keceriannya yang overdosis kadang membuat penulis meriang. Saat melangkah keluar, Kori malah mengajak penulis untuk tetap di kelas dan menggambar-gambar di white board, karena kelas bimbingan baru dimulai 30 menit lagi. Kori mulai menggambar dengan bersemangat layaknya semangat teman-teman kita untuk menyentuh penghapus magnet di ETC. Setelah mulai bosan, Kori mengajak penulis menuju basecampnya murid perempuan, yap kamar mandi, dan dimulailah bencana itu. Dalam perjalanan ke kamar mandi kami memutuskan untuk menyalurkan bakat terpendam kami, berhubung sudah sore dan lobi sudah kosong (kelas penulis di lantai 3). Kori mulai berjalan sambil berjingkrak kecil dan saya mulai bernyanyi lagu-lagu yang sedang in saat itu. Yaa tepat sekali, kami sedang berpura-pura membuat film remaja, Kori sebagai aktris dan saya dubbing beserta back soundnya. Layaknya pembukaan film anak remaja yang bersetting disekolah dengan peran utama yang sok ceria sambil berlari kecil dan mengeluarkan kalimat andalannya ” Gue Kori.. Gue sekolah di SMA .... dsbdsb.” Hal itu terus berlanjut sampai kami tiba di kamar mandi. Saat sedang tertawa-tawa kami tidak sadar menutup pintu utama kamar mandi, yang notabene semua anak perempuan disekolah sudah tahu kalau gagang didalamnya sudah tidak ada (hanya bisa dibuka dari luar). Jeeeegeeerrr!!! Panik, hari sudah cukup gelap, hanya tinggal beberapa anak saja yang masih di sekolah, itu juga dilantai 1 soalnya mau ikut bimbingan. Tapi kepanikan hanya terjadi sekitar 2 menit, teknologi menyelamatkan kami, handphone. Namun layaknya disinetron-sinetron, ada aja masalahnya. Hari itu dengan imbisilnya Kori ngga bawa hape, hebatnya pulsa penulis pun hanya sanggup menunaikan tugas satu kali sms. Paniiiikkk !!! Akhirnya kami pun berpikir untuk menggunakan 1 kesempatan itu sebaik-baiknya. ”Sms Edo!” kata Kori. Pria dengan tampang cool-ii, digandrungi ade-ade kelas saat memarkir motor di depan masjid (selama dia ga bersuara pastinya, karena kalo sampai keluar kata-kata dari mulutnya terkuaklah karakter suara gadis cempreng yang minta dibeliin gorengan) itu memang merupakan tim inti gerombolan imbisil kami. ”Iyaiya dia pasti mau tuh balik lagi ke sekolah menyelamatkan teman-teman terkasihnya!” kata penulis semangat. ”Betul-betul, udah sms!” kata Kori menggebu-gebu. Namun saat penulis mulai mengetik sms muncul keengganan yang sangat, Kori pun terlihat berpikir. Dan tiba-tiba kami memutuskan membuang kesempatan untuk sms Edo. ”Jangan dia deh” kata Kori dengan laga sok tahu. ”Iya temen kita kan masih banyak, yang lain aja” jawab penulis. Bayangan Edo besok teriak-teriak pake toa buat ngumumin kita kejebak di kamar mandi membuat keinginan sms dia lenyap. Ditambah lagi kita suka banget ngejek korban-korban gagang pintu, kalo sampe ketauan kita juga kejebak, aawww drag me to hell.
”Beem aja gimana?” kata penulis. ”Iyaiya dia kan ada di bawah tuh ikut kelas bimbingan.” Kori menyahut. Cewek alim berjilbab dengan frekuensi suara yang hanya bisa didengar kelelawar itu memang bukan ide yang buruk. Saat sedang menggonta-ganti isi sms yang tadinya ingin dikirim ke Edo, penulis berpikir. ”Eh bimbingan kan udah mulai, ga mungkin manusia setipe Beem mau ngeliat hpnya” kata penulis.”Bener juga, dateng ke kelas aja ga pernah bersuara” kata Kori. Setelah berkutat dengan banyak nama, akhirnya terpilihlah Dila, teman kelas 2 penulis itu adalah yang paling mendekati kriteria penolong yang diinginkan penulis dan Kare(bener-bener gatau diri penulis dan Kare). Tidak terlalu membuka diri (pasti ga akan cerita-cerita kalo penulis terjebak di kamar mandi), baik, pinter, rajin buka hape yang paling penting (menurut survei penulis selama 1 tahun duduk dibelakangnya), dan suka nraktir (siapa tahu pas dia udah nyelametin penulis dan Kori dia nawarin es teh, takut kita dehidrasi kelamaan di kamar mandi). Message delivered. Great sekarang tinggal nunggu. 5 menit pertama, mungkin lagi nyatet cara yang penting jadi gabisa keluar kelas. 10 menit kedua, mungkin Dila bingung cari alesan keluar kelas. 15 menit kemudian, oke dia bukan lagi Dila yang gue kenal, dia ga baca sms kita!!! Teriak-teriak kaya orang kesurupan pun akhirnya kita lakuin, berharap ada semut merah yang nyampein suara kita ke seseorang. Nihil, bahkan ga ada 1 pembersih sekolah pun yang lewat. Akhirnya Kori mutusin untuk manjat, dan mencoba berteriak melewati ventilasi kecil diatas pintu nan laknat yang mengunci kita. Ketika hampir frustasi, tiba-tiba Kori berteriak “Ndjuu ... Ndjuu.. ada Ndjuu... Ndjuuu ini Kori di kamar mandi lantai 3, Ndjuuu.... ni liat tangan Kare niii, Ndjuuu, Kori kejebak dikamar mandiii..!! 10 menit kemudian pintu terbuka, cewek dengan tinggi semampai dengan rambur bergelombang itulah penyelamat kami. Dan itulah awal mula penulis berkenalan dengan Ndju, Juliana, atau yang lebih dikenal dengan julukan Susanna karena tampangnya yang aga horor. Akhirnya kami berdua tiba dikelas bimbingan tambahan dengan muka semerawut layaknya korban bencana semi alam yang udah ga ada niat belajar tentunya. Terakhir penulis tahu bahwa keberhasilan kami lolos dari jebakan gagang pintu adalah sebuah miracle, karena menurut Kori, biasanya Ndju sangat susah untuk mendengar (baca: bolot stadium 4 udah ga ketolong). Tapi wel Ndjuuu u are my hero!! Dan membuat penulis sadar bahwa untuk menghadapi UAN juga dibutuhkan miracle lebih dari seorang Ndju!!!!

Piss love n guilty 

Jumat, 03 September 2010

perpisahan

Mungkin sebagian besar mahasiswa UI menyetujui bahwa teman-teman OBM adalah teman yang paling asik. Walaupun kita disatukan hanya seminggu tapi kayaknya udah kenaal banget sama teman-teman kita itu. Sama-sama berawal sebagai mahasiswa baru yang gak tau apa-apa tentang perkuliahaan, menjadikan kita teman senasip sepenanggungan, ngerjain tugas bareng, makan bareng, diskusi kelompok bareng-yang biasanya malah berakhir dengan cerita-cerita plus ketawa-ketiwi bukannya diskusiin materi kuliah. Pas hari terakhir OBM terasa berat karena harus berpisah dengan teman-teman yang udah terlanjur melekat dihati dan keadaan kelas yang udah terasa sangat kompak.
Kali ini saya benar-benar harus berpisah dengan seorang teman OBM untuk selama-lamanya.
Hari itu hari jumat tanggal 3 september 2010, setelah kembali berkuliah selama lima hari pasca liburan tiga bulan, saya memutuskan untuk
membuka facebook yang sudah seminggu belakangan ini tak terjamah akibat kesibukkan kuliah. Saat itu saya menerima message dari Guntur, teman OBM saya yang berada di fakultas ekonomi. Wah sepertinya akan ada buka puasa bersama teman-teman OBM, pikir saya saat itu. Betapa kagetnya saya setelah membaca message yang berbunyi;
halo teman, inget akhmad rofi temen OBM kita. dia meninggal kecelakaan pagi tadi perjalanan ke kampus. nabrak truk. tolong beri tahu semampu lo ya ke temen OBM kita yg lain

Saya kaku didepan laptop, baca message yang sama berulang kali, mengucapkan ya ampun berulang kali. Rasanya tenggorokan saya tercekat, saya mulai merasakan mata saya panas dan penglihatan kabur akibat mata saya yang berkaca-kaca. Saya melihat tanggal dikirimkannya message itu, 2 september, berarti kemarin. Kemarin saya masih ketawa-ketawa,ngejayus seperti biasanya. Kemudian saya membalas message dari Guntur,
inalillahi, beneran?
ya ampun gw gak percaya,

Jujur saya masih tidak percaya pada message itu, saya langsung membuka facebook Rofie. Saya mulai merasakan hidung saya berair ketika membaca comment di facebook Rofie dan mengetahui bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Rofie.
Saya menerima sms dari Fika, Fika pernah sekali bertemu dengan Rofie. Katanya lebih baik saya solat dan mendoakannya. Itulah yang saya lakukan, ketika saya sendirian berada dikamar mandi rasanya kelenjar air mata saya bereaksi. Ketika solat pun saya tidak bisa menahan air mata. Rofie yang periang, yang selalu ketawa-ketawa, yang selalu ngelucu, yang asik diajak berantem-beranteman, yang ngatain saya forkabi karena saya orang betawi-padahal dia orang betawi juga,makanya saya ngatain balik dia dengan sebutan FBR. Saya merasa sangat sedih, padahal saya cuma seminggu sekelas sama dia. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan orang yang bertahun-tahun kenal dan juga bagaimana keadaan keluarganya. Semoga mereka semua di berikan ketabahan dan semoga amal ibadah Rofie diterima disisi-Nya. Amien

Jumat, 27 Agustus 2010

Perkembangan Seni Karawitan Jawa di Bumi Pertiwi

setelah berlembar-lembar postingan gak penting, kali ini saya akan menerbitkan sebuah postingan yang berguna. tulisan yang saya pilih kali ini adalah tulisan yang pernah menjadi paper saya ketika dihadapkan untuk membuat tugas paper karawitan jawa. semoga paper ini berguna bagi nusa dan bangsa, serta dapat mempertebal rasa nasionalisme. hidup Indonesia, ganyang malaysia (lho)


Perkembangan Seni Karawitan Jawa di Bumi Pertiwi

Dewasa ini seni karawitan jawa sedang ”naik daun” di berbagai belahan dunia, contohnya di California (USA), Muenchen (Jerman) dan Amsterdam (Belanda). Seni yang eksotis dan ekslusif menjadi daya tari tersendiri bagi karawitan jawa untuk menarik perhatian banyak orang. Jika di Amerika Serikat semua perguruan tingginya telah membuka kelas karawitan jawa, lain halnya dengan di Muenchen. Di Muenchen setiap bulannya di gelar pentas orkestra gamelan dengan harga tiket yang mahal, meskipun begitu , tiap bulan penonton pasti memadati gedung orkestra dan tiketpun laris manis. Lebih mengherankan lagi, ternyata seluruh personilnya adalah warga negara asli Jerman. Sedangkan di Belanda , nabuh gamelan bukan lagi sekedar mencari hiburan, namun sebagai olahraga pengganti Yogya dan Taichi. Dengan melihat begitu banyaknya apresiasi yang di raih seni karawitan jawa di negeri orang menimbulkan suatu pertanyaan:” Apakah di negerinya sendiri karawitan jawa mendapat tempat yang istimewa dengan tingkat apresiasi sebesar di luar negeri?”
Sebelum membahas perkembangan seni karawitan jawa di Indonesia, akan dibahas tentang awal mula karawitan dan pengaruhnya bagi kehidupan seni dan budaya di indonesia. Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa jawa rawit berarti rumit, berbelit – belit, tetapi rawit juga bararti halus, cantik, berliku-liku dan enak. Dalam mitologi Jawa, Gamelan diciptakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, Dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa, dan untuk pesan yang lebih khusus Ia kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk seperangkat Gamelan. Sebagian besar alat musik Gamelan terdiri dari alat musik perkusi yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh. Oleh sebab itu pada waktu orang memainkan alat musik Gamelan biasanya disebut “NGGAMEL”. Nggamel adalah bahasa Jawa yang berarti Memukul / Menabuh. Inilah sebenarnya asal usul kata GAMELAN (Nggamel = Gamel ditambahan akhiran –an).


Jika di telaah melalui kacamata sejarah, karawitan telah ada sebelum masuknya pengaruh India dalam seni budaya Indonesia,jadi dapat dikatakan bahwa karawitan jawa merupakan seni kebudayaan asli Indonesia selain wayang, batik, ilmu-ilmu sajak, pengerjaan logam, sistem mata uang sendiri, ilmu teknologi pelayaran, astronomi, pertanian sawah dan sistem birokrasi pemerintah yang teratur ( Dr. J.L.A. Brandes,1889). Pada candi-candi di Indonesia terpahat berbagai instrumen gamelan, antara lain ; pada beberapa bagian dinding candi Borobudur dapat 17 dilihat jenis-jenis instrumen gamelan yaitu: kendang bertali yang dikalungkan di leher, kendang berbentuk seperti periuk, siter dan kecapi, simbal, suling, saron, gambang. Pada candi Lara Jonggrang (Prambanan) dapat dilihat gambar relief kendang silindris, kendang cembung, kendang bentuk periuk, simbal (k̬c̬r), dan suling. Gambar relief instrumen gamelan di candi-candi masa Jawa Timur dapat dijumpai pada candi Jago (abad ke -13 M) berupa alat musik petik: kecapi berleher panjang dan celempung. Sedangkan pada candi Ngrimbi (abad ke Р13 M) ada relief reyong (dua buah bonang pencon). Sementara itu relief gong besar dijumpai di candi Kedaton (abad ke-14 M), dan kendang silindris di candi Tegawangi (abad ke-14 M). Jelas terlihat bahwa karawitan sangat populer dan berpengaruh pada masa lampau.
Dahulu pemilikan gamelan ageng Jawa hanya terbatas untuk kalangan istana. Kini siapapun yang berminat dapat memilikinya sepanjang bukan gamelan-gamelan Jawa yang termasuk kategori pusaka (Timbul Haryono, 2001). Secara filosofis gamelan jawa merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Hal demikian disebabkan filsafat hidup masyarakat Jawa berkaitan dengan seni budayanya yang berupa gamelan Jawa serta berhubungan dekat dengan perkembangan religi yang dianutnya. Bagi masyarakat Jawa gamelan mempunyai fungsi estetika yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, moral dan spiritual. Kita harus bangga memiliki alat kesenian tradisional gamelan. Keagungan gamelan sudah jelas ada. Duniapun mengakui bahwa gamelan adalah alat musik tradisional timur yang dapat mengimbangi alat musik barat yang serba besar. Di dalam suasana bagaimanapun suara gamelan mendapat tempat di hati masyarakat. Gamelan dapat digunakan untuk mendidik rasa keindahan seseorang. Orang yang biasa berkecimpung dalam dunia karawitan, rasa kesetiakawanan tumbuh, tegur sapa halus, tingkah laku sopan. Semua itu karena jiwa seseorang menjadi sehalus gendhing-gendhing (Trimanto, 1984). Gamelan dibunyikan atau digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang, mengiringi tari-tarian, mengiringi upacara sekaten, upacara kenegaraan/keagamaan, mengiringi klenengan untuk hal-hal tertentu (upacara nikah, ngundhuh mantu dan lain-lain).
Seni karawitan (musik pentatonis) mendapatkan kedudukan yang istimewa di dunia seni pertunjukan Indonesia. Tentu saja, pernyataan ini tidak sekedar pujian atau basi-basi tanpa alasan. Di Surakarta dan Yogyakarta (eks ibukota kerajaan) yang hingga sekarang menjadi pusat budaya (kesenian), seni karawitan dapat berkembang bebas, baik di lingkungan njeron beteng (kraton) maupun luar kraton. Hampir setiap kelurahan di Yogyakarta memiliki seperangkat gamelan (alat musik Jawa), bahkan ada yang lebih dari satu unit. Belum lagi gamelan milik personal, baik dari kalangan bangsawan kraton, seniman maupun masyarakat biasa. Di sela-sela kesibukan masyarakat, dapat dipastikan ada aktivitas nabuh gamelan yang dilakukan rutin berkala. Ada kelompok yang beranggotakan pria dewasa, wanita dewasa, remaja serta anak-anak.
Indonesia pernah memiliki tujuh (7) SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia), lembaha pendidikan formal sederajad SMA, sebagai tempat mempelajari karawitan secara intens bagi anak usia remaja. Di tingkat perguruan tinggi,masih ada beberapa institut seni yang tetap berkibar dan memiliki ribuan mahasiswa program studi karawitan. Hasil dari kedua jenjang pendidikan formal tersebut tentu saja profesional-profesional muda di bidang seni pertunjukan (karawitan). Namun belakangan ini minat pemuda untuk masuk Sekolah Menengah Karawitan Indonesia semakin berkurang,bahkan jumlah siswa yang mendaftar tidak memenuhi kouta. Hal itu sangat ironis mengingat ahli-ahli di bidang karawitan yang akan dihasilkan menjadi semakin berkurang, sedangkan di belahan dunia lain karawitan jawa mengalami perkembangan yang pesat. Seiring dengan di bukanya kelas-kelas karawitan di perguruan tinggi di USA, maka di perlukan juga banyak tenaga pelajar yang merupakan seniman profesional berijazah di bidang karawitan. Sungguh menyedihkan jika seni karawitan jawa, yang notabene merupakan hasil budaya Indonesia kekurangan tenaga pengajar sehingga memakai orang asing sebagai pengajarnya.
Harus diakui bahwa ada perasaan iri ketika menyadari kemapanan masa depan seni karawitan lebih menjanjikan di belahan benua lain. Bahkan kadang muncul pernyataan mereka telah mencuri warisan budaya bangsa kita. Kenyataanya tidak harus menyalahkan negara lain, hal itu terjadi karena kita acuh tak acuh terhadap hasil kebudayaan sendiri. Mental nasionalisme bangsa kita seperti butuh ”pemacu” untuk kembali menumbuhkan semangat cinta budaya sendiri.

Sebagai pemilik, masyarakat kita ternyata cenderung menempatkan karawitan sebagai sesuatu yang eksklusif. Sudah bukan hal yang langka apabila hampir semua bangunan joglo dilengkapi dengan seperangkat gamelan yang tertata apik di salah satu sudutnya. Jika ada yang hendak mencoba nabuh, belum tentu diizinkan. Ada beribu alasan untuk menjadikan gamelan layakya benda keramat bertuah, sehingga tidak sembarang tangan boleh menyentuh. Bilapun mendapat izin, si pemilik akan lebih dulu menyampaikan peringatan-peringatan “menakutkan” dengan suara ketus dan sorot mata tajam. Mungkin hal tersebut yang membuat masyarakat enggan untuk belajar karawitan.
Selain masalah sugesti dan pandangan mistik masyarakat Indonesia terhadap penggunaan gamelan jawa, hal lain yang turut menghambat perkembangan karawitan jawa di negeri sendiri adalah karena adanya masalah kurikulum pada pendidikan formal seni karawitan. Pendidikan formal seni karawitan sangat mengutamakan usaha agar menghasilkan lulusan berkualitas pada aspek skill. Terbukti bahwa untuk menemukan sarjana seni yang terampil memainkan semua alat musik bukanlah hal yang sulit. Namun tampaknya untuk menemukan sarjana seni yang mampu men-transfer ilmunya kepada orang lain adalah perkara sulit. Jangankan mengajarkan kepada orang lain, untuk memahami sendiri, ketika masih sekolah mereka sangat kesulitan. Pembelajaran seni (karawitan) yang konservatif, tidak mempertimbangkan aspek psikologis, dan menitikberatkan kesenimanan, adalah kelalaian terhadap proses pelestarian seni karawitan jawa. Serta anggapan karawitan adalah seni budaya yang kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman turut menjadikan karawitan jawa budaya yang terdengar membosankan bagi generasi muda. Keberadaan seni karawitan di luar pulau Jawa memang tidak sepopuler seperti di daerah Surakarta dan Yogjakarta.
Sebaiknya dunia pendidikan formal sudah harus menyiapkan sarjana-sarjana yang memiliki spesifikasi sebagai pendidik, pengaji,kritisi, dan pengelola, selain praktisi seni pertunjukan (karawitan). Mereka inilah yang nantinya akan bersinergi sebagai agen budaya dalam rangka menciptakan iklim kondusif untuk kelangsungan hidup seni karawitan di “rumah sendiri” sarjana yang memiliki spesifikasi sebagai pendidik, pengaji,kritisi, dan pengelola, selain praktisi seni pertunjukan (karawitan). Mereka inilah yang nantinya akan bersinergi sebagai agen budaya dalam rangka menciptakan iklim kondusif untuk kelangsungan hidup seni karawitan di “rumah sendiri”.


Seni gamelan jawa mengandung nilai-nilai historis dan filsofis bagi bangsa Indonesia. Dikatakan demikian sebab gamelan jawa merupakan salah satu seni budaya yang diwariskan oleh para pendahulu dan sampai sekarang masih banyak digemari serta ditekuni. Secara Hipotesis, masyarakat Jawa sebelum adanya pengaruh Hindu telah mengenal sepuluh keahlian, diantaranya adalah wayang dan gamelan. Sebagai ”ahli waris” seni karawitan jawa sudah seharusnya masyarakat Indonesia menghargai,melestarikan dan mencintai kebudayaan bangsanya sendiri sebelum adanya ”klaim-klaim” lain dari negara tetangga dan barulah mata kita terbuka dan menyadari betapa indahnya budaya Indonesia. Ternyata benar kata pepatah ”kita tidak akan menyadari betapa berharganya sesuatu jika kita tidak kehilangannya”.

ayam kampung tumbuh tinggi

let me know, kenapa sih ayam kampung kakinya panjang?

pertanyaan ini baru aja gue sampaikan di twitter beberapa menit yang lalu.
temen gue sebut saja namanya ranggah menjawab bahwa alasannya adalah:
"Kalo kakinya pendek, ayam kate"
haha. yeah! itu ga menjawab pertanyaan gue.

dan gue terus dan terus berpikir (kalo buat beginian kenceng mikirnya, kalo buat kuliah macet-macet kayak kaset rusak)
sampe akhirnya gue menemukan jawaban !
ya, setidaknya jawaban versi gue.

jadi gini, lo pernah mikir ga sih ayam kampung itu punya tempat hidup yang lebih luas (mungkin) daripada ayam negri?
kalo ayam negri kan biasanya dikandangin rame-rame tuh, sedangkan ayam kampung bebas berkeliaran ke sana ke mari sampai akhirnya harus bernasib malang ditangkap oleh penjual ayam (itu ayam sama liarnya kayak pikiran gue yang liar dan super ngaco ini).

oke, next
kalo itu ayam kampung punya tempat hidup yang lebih luas, dia lebih bebas bergerak, dia lebih sering lari-lari kenceng terutama pas lagi dikejar buat ditangkap lalu dijual dan dijadikan ayam potong.
lari itu salah satu cabang olahraga bukan?
olahraga itu menyehatkan.
dan oleh sebab ia sering berolahraga maka tubuhnya menjadi lebih tinggi dibanding ayam negri.


biarlah pemikiran ngaco ini bertengger di blog ini.
semoga menghibur dan dapat dinikmati seperti ayam kampung yang sering saya makan dengan penuh nikmat.


pertanyaan berikutnya: kenapa ayam negri dinamakan begitu? memang dia dari negri mana???

Kamis, 26 Agustus 2010

untuk anggota

heeeyyy, yang lain ikut post sesuatu dong di blog ini. kok gw melulu,kesannya kaya gw menginvasi blog ini (atau emang karena gue doyan nulis). pokoknya kalo ada kejadian lucu harus di post,okeeeh.
salam cupcup waw waw

mandi oh mandi

Musim liburan + musim hujan = musim jarang mandi
Mungkin pembaca berpikir rumus apakah gerangan yang ada diatas? Saya yakin rumusnya lebih aduhai daripada rumus E=MC2 atau rumus Harta = modal+utang. Rumus tersebut saya dapat dari hasil semedi selama dua hari dua malam dikamar saya sendiri. Dari manakah dasar dari rumus ini?? Mari kita kupas bersama setajam pisau silet.
Musim liburan adalah musim yang menyenangkan selain musim mangga, apalagi kalo liburannya sampai tiga bulan. Kebanyakan liburan saya habiskan dengan bermalas-malasan dirumah, dimulai dengan bangun siang( kira-kira bangun jam 10-11 siang) dan dimulailah pengembaraan saya sebagai remaja malas mandi. Karena bangun siang menyebabkan saya menjadi melewatkan mandi pagi, karena gak asik banget kalo mandi siang maka saya menunggu sampai sore baru saya mandi. Tapi kalau musim liburan berbarengan dengan musim hujan maka reaksi yang dihasilkan adalah super dobel combo malas mandi. Seperti biasa saya bangun siang, melewatkan mandi pagi dan menunggu sore baru akan mandi. Ketika sore menjelang tiba-tiba tik tik tik bunyi hujan diatas genting, suasanya jadi adem banget membuat malas gerak dan akhirnya malas mandi. Menurut penulis, keadaan seperti itu bisa menyebabkan manusia tidak mandi selama dua hari dua malam (seperti rekor tidak mandinya penulis)
Disamping factor pendukung malas mandi seperti hujan, terdapat pula factor penghalang malas mandi, yaitu suruhan orangtua. Mungkin kalau pelajar lain akan disuruh orangtua untuk balajar, tapi sang penulis malah disuruh-suruh untuk mandi. Tapi jangan sedih, berhubung penulis sudah sangat professional dibidang pertidakmandian, penulis punya solusi. Karena tulisan ini digarap ketika bulan ramadhan, maka manfaatkanlah hal tersebut. Seperti contoh berikut:
Mama : dek,ayo mandi dek. Dari kemarin belum mandi juga.
Pelaku : lemes mah puasa, gak kuat angkat gayung
Mama: ……..
Terbukti sudah teori sang penulis
Ps: penulis sudah beberapa tahun ini bergabung ke dalam GMM (geng malas mandi) kalo gak percaya cek aja grupnya di facebook
Kata-kata hari ini: jarang mandi dapat menyebabkan kecanduan dan kepedulian terhadap lingkungan karena jarang mandi dapat menghemat persediaan air bersih.
Satu lagi postingan gak penting dari mayora

Minggu, 22 Agustus 2010

Enter new character!!

Gw kebagian deskripsiin nona ini.Pada tau plankton kan?yah bisa dibilang dia sebelas-dua belaslah.Mukanya aje innocent macem upik abu yang sering disiksa ibu tiri padahal otaknye kriminal abis!!Sebagai patner in crime ,gw punya sederet data sekaligus bukti valid kebejatan dia.Walaupun emang gw yang diberi kehormatan dan didaulat sebagai duta rebel,anti kemapanan,pokoknye spesialis yang jelek-jelek selalu berorientasi ke gw tapi the real otak kebejatan di kelompok ini adalah Rany Anjani.Perlu gw tekankan kebusukannya ga pernah kedeteksi,Van tadi udah gw bilang dia selalu tampil innocent,keuntunganya dia punya fans yang bisa dibilang jamak,baca:karena lebih dari satu.Lo ga tau kan dia tuh yang diriin FBR (Fans Berat Rany )Pemegang member card FBR diantaranya jelas bukan rahasia umum yaitu nopel yang udah di bikin temehek-mehek,terus ada stoki ,sama yang terakhir ni dedengkot FBR ,mbahnya fans :arca grunge slash PASAL 4 slash dosen paling sok eksklusif.Fakta lainya ..kalo harry punya musuh besar Voldemort rany juga ga mau kalah ,emang latah idupnye .Dia milih pisang benda kuning ga berdosa buat di jadiin musuh.Gw ga tau ada kenangan buruk apa antara dia dan pisang mungkin pernah di udak-udak sama salah satu personil bananas in pijamas kali.Hanya Tuhan yang tau kapan permusuhan antara Rany vs pisang dimulai.Dia juga punya kebiasaan menyimpang,kalo orang pada umumnya suka nyetok indomie atau makanan lain dia lain,doyanya nyetok DVD.Kata-kata kebangsaanya:Jangan pernah merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain,makanya walaupun banyak fansnya dia cuek-cuek aje,dia lebih suka jadi istri dari seorang imbisil,siapakah pria kurang beruntung tsb?jawabanya adalah matsuken.Oh iya sebagai orang yang idup dikelilingi fans dia juga dianter –jemput sama kendaraan kebangsaan yang selalu bikin ngiri gw sama meli yang tua di jalan nungguin angkot.Apalagi selain 54,bis yang tarifnya bikin gw beranggapan kalo dunia ga adil!! Masa slipi-depok Cuma 2500 …udah gitu 54 sering lewat beda ama patas gw yang lewatnya setaun sekali tergantung amal perbuatan yang nunggu.

lika liku sepatu Indri

Sabtu,31 juli 2010
Setelah lima hari menunggu akhirnya datang juga hari yang dinantikan, yaap hari sabtu. Hari yang identik dengan orang pacaran atau sebagai penanda dimulainya weekend, bagi penulis sendiri hari sabtu adalah hari yang diisi dengan bermalas-malasan, bangun siang serta tidak mandi. Namun, hari sabtu kali ini terasa berbeda.
Mau tahu alasannya?
Kita tanya Galileo.
Galileo bukanlah tetangga saya ataupun anak Bang Madun yang punya warung di tikungan jalan yang kerjaannya cuma bergosip ria sehingga tau tentang fakta banyak orang. Galileo merupakan seorang penemu, itu artinya dia orang yang pintar. Tak ada salahnya kita bertanya kepada orang yang pintar, tapi saya sendiri lupa Galileo galilei itu penemu apa, yang pasti dia bukan penemu recehan dijalan atau paku yang sengaja ditebar tukang tambal ban dijalan supaya jasanya laku. Saya sendiri berharap Galileo merupakan penemu kewarasan saya yang sudah lama hilang, amien.

Sehari sebelumnya yaitu hari jumat, saya dan teman saya Rafika pergi setelah menyelesaikan kelas terakhir zomercursus pada hari itu untuk menemani teman kami yang bernama Indriyani Astuti untuk membeli sepatu. Fika sendiri ingin membeli baju titipan kakaknya yang sayangnya tidak dia temukan walaupun telah mengobrak abrik seisisi pusat perbelanjaan tersebut. Sedangkan Indri menemukan sepatu yang cocok walaupun bukan sepatu yang diinginkannya, dia mendapatkan sepasang sepatu converse berlidah ganda (okay, mungkin kalian bingung ini sepatu atau binatang mutan yang berlidah dua, tapi setidaknya bukan orang yang bermuka dua) sebenarnya Indri menginginkan sepatu airwalk warna putih yang pada salah satu sisinya terdapat lambang kerajaan inggris atau lambang gryffindor (pokoknya ada gambar dua ekor macan) tapi nomor sepatu yang paling kecil adalah 39, disumpel pake kapas seberat satu ons juga masih diragukan Indri akan muat memakai sepatu itu. Walhasil, indri membawa pulang sepatu converse berwarna biru yang sesuai dengan ukurannya, which is 3,5 yang saya ragukan kebenarannya karena saya sendiri memakai sepatu bernomor 4 padahal postur kita sama-sama kaya mahasiswi kurang makan yang dikosan kerjaannya cuma bolak-balik atm ngecek saldo tabungan seraya berharap cepat dikirimkan uang bulanan oleh keluarga dikampung.
Daaan kecurigaan saya berbuah manis, manis bagi saya karena analisis saya benar dan berbuah pahit bagi Indri karena sepatunya ternyata kekecilan ketika dia coba dirumah. Karena rumah saya yang paling dekat dengan pusat perbelanjaan tersebut, maka saya yang akan menemani Indri pergi untuk menukar sepatu tersebut.

Pukul 11.45 saya datang dan melihat dia sedang berdiri di dekat pintu masuk. Setelah saya mendekat dia malah tertawa, rupanya dia menertawakan pakaian saya saat itu. Hei halo hoi en dag, saya yang baru bangun pukul 10.00 lalu menonton farah quin masak ditv sambil makan dan ketika saya sedang santai-santainya Indri bilang dia sudah ada di pintu masuk, kemudian saya langsung sikat gigi dan cuci muka, pakai jaket dan sandal jepit lalu langsung ciao. Apakah Indri berharap saya akan muncul dengan pakaian ala gadis-gadis di majalah sedangkan saya saja tidak mandi?

Dua meter mendekati Indri

Indri : “wakakakakakakakaa, gembel banget lu jan hari ini”
Rany : “gembel yah gue” (sambil ngeliat sandal jepit hitam yang saya pakai)
Indri : “iya, gembel banget lu kaya turis nyasar”

oke ndri, gue kaya gembel atau kaya turis nyasar? Ataukah gembel itu sekarang sudah dianalogikan menjadi turis nyasar? Wahai turis nyasar, kasihan sekali engkau. Siapa suruh malu bertanya, jadi nyasar kan engkau kaya gembel. Tapi lebih kasihan lagi gembel nyasar, jadi gembel kuadrat deh itu gembel.

Baiklah, kembali ke Indri dan segala problematikanya. Yaah, hasilnya gak se-happy ending seperti yang kita bayangkan karena ternyata sepatunya gak bisa ditukar, menurut mas-mas penjualnya kalau mau nuker harus request dulu sebelumnya. Well, saya kira lagu doang yang bisa request ternyata sepatu juga. Diambil hikmahnya aja deh ndri, sekalian diambil mcflurry nya.
Kata-kata hari ini:
malu bertanya sesat dijalan, kalau sesat dijalan nanti jadi gembel. Kalau gamau jadi gembel, banyak-banyaklah bertanya.
Satu lagi postingan gak penting dari mayora

Kamis, 19 Agustus 2010

next volgende berikutnya: Meiliya

jengjeng.

sebut saja ia meiliya a.k.a meli (bukan nama sebenarnya), si trendsetter pengucapan kata “brengsek abis” ini mulai tumbuh dan beranjak dewasa (bahkan penulis pun bingung maksud tulisan ini apa). Two thumbs up buat meli yang berhasil meraih nila A untuk matkul sejarah sosbud belanda. Well, dia emang jago cramming, tapi coba lo tanya dia tentang itu pelajaran seminggu setelah ujian! Anak angkot yang sangat rajin masuk tol,haha.. Pingin deh sekali-sekali penulis nyobain angkot yang lewat jalan tol (biar norak yang penting seneng), tapi sayangnya dia bilang angkot yang setia mengantar dia pergi-pulang kampus itu mahal,lebih mahal daripada ongkos rani a.k.a jani dan indri yang notabene anak bis jakarta.

Dia sama sekali ga bisa jadi gosip-maker, haha..pertahankan nak. Rajin ikut po apa pj ya? (aduh sayang sekali penulis lupa namanya,mungkin karena otaknya dipenuhi ilmu pengetahuan). Setiap hari jumat kerjaannya dititipin doa sama orang-orang yang harusnya ikut po (atau pj?). Ia sangat emperjuangkan masa depan yang baik dan bercahaya, oleh sebab itu bersama tiga teman lainnya punya moto “Harus segera cari matkul lintas fakultas dimana berisi orang-orang bermasa depan cerah” *nasip yang mengharuskan kita mencari orang-orang itu.haha.. Paling engga sebelum lulus harus berhasil dapetin orang yang bermasa depan cerah. Veel succes meli! mari kita berjuang bersama!

Dan dan dan.... meli sangat setia senantiasa tak bosannya mengantarkan makhluk imut lucu layaknya sapi yang masih menyusui, untuk ke ke toilet karena dia beser akut. Selain itu pas waktunya sholat dia ikut kita ke musholla. Di sana dia menyamar dengan mukanya yang agak mirip orang arab (penulis sok tahu). Dia juga bertugas menjaga tas-tas fina,jani,dan indri. Kadang kita suka menatapnya dengan tatapan penuh arti dan welas asih saat ia harus dikerubungin semut-semut kecil nan hitam lagi nakal pas lagi setia jagain tas kita (jasamu tak tergantikan,kawan!).

Heh,hampir lupa! Ni anak bercita-cita ke jepang, inggris, dan bukan ke belanda seperti layaknya impian para mahasiswa sejurusannya. Yah.kayaknya dia emang bener-bener tersasar jurusan. Dia sering ngomongin anime,atau jepang2an,atau apalah itu gue ga begitu ngerti, wong dia ngomonginnya bersama jani,indri,atau ginanda (tiba-tiba ada tokoh baru) yang juga punya ketertarikan yang sama dengannya. Dan gue cuma bengong kayak kucing yang lagi minta makan kalo mereka lagi ngomongin gituan. Well, karena gue bengongnya mirip kucing berarti gue tetep lucu dan menggemaskan menunggu untuk digendong dibawa pulang kemudian dijadikan hewan peliharaan. Semoga kamu bahagia meli! (ala doa orang di acara nikahan).

note: nama penulis dirahasiakan demi keamanan semua pihak yang terkait

Rabu, 18 Agustus 2010

Jang geun suk dari masa ke masa. Foto pertama baby and me 

Foto kedua Beethoven virus

Foto ketiga doremifasolasido

Foto keempat he’s beautiful
Laatste masih di he’s beautiful


Dari cute ke macho ke cute lagi dan terakhir bikin ilfil.


Dapat dilihat jang geun suk atau jang geun soek berubah dari seorang biker rebel yang cute menjadi peniup terompet yang macho. Lalu sang maestro terompet mengalami perubahan kembali menjadi seorang vokalis band flamboyant yang perasa (fyi, doremifasolasido,baby and me dan Beethoven virus dirilis pada tahun yang sama, yaitu 2008). Kalau dalam baby and me dan doremifasolasido jang geun suk berakting lembut dan ada adegan nangisnya, lain cerita di Beethoven virus, dia begitu macho dengan potongan rambut cepak dan kaos ketat sehingga menunjukkan otot lengannya (walaupun penulis tidak suka pria berotot, penulis memuji kelihaian acting jang geun suk sehingga kesan machonya keluar) karena telah disebutkan bahwa penulis tidak suka pria berotot, mungkin pembaca bertanya-tanya tentang tipe pria yang disukai penulis (narsis mode on). Jikalau pembaca sungguh bertanya-tanya, saya rasa cara menjawabnya hanya ada satu yaitu tanyakan pada diri kalian sendiri tipe pria yang bagaimana yang kalian suka. Yes, maksud saya kalian, indri dan mely, dua orang yang punya otak kriminil yang sama dengan jayusmeter yang sama pula saya rasa memiliki tipe pria yang sama. Betul tidak?
Well,cukup tentang penulis. Mari kita melanjutkan metamofrosa selanjutnya dari seorang jang geun suk. Foto selanjutnya ialah foto dalam serial drama korea yang berjudul “he’s beautiful” , seperti yang kalian lihat (kalau mata kalian masih normal) tampilan luar jang geun suk sangaat, boleh dikatakan maho. Dengan potongan rambut model camuksen (cakar muka sendiri) jang geun suk terlihat sangat kangen band, kangen band KW1 tentunya. Selalu memakai baju warna hitam dan dengan sedikit riasan ( baca: eye liner ) mungkin sutradara mengharapkan tokoh utama yang satu ini berkesan vokalis band yang gogreen eh maksud saya gothic, tapi menurut saya jang geun suk malah terlihat alay. Tidakkah kalian berpikiran sama? Kalo enggak tabok.
At least kemampuan acting jang geun suk amat patut diacungi jempol. Baik dia berperan sebagai pria baik-baik atau rebel, tampilan pria normal atau maho, potongan rambut cepak atau berponi alay, mereka semua tetaplah jang geun suk yang berakting ciamik. Seperti yang indri pernah katakan, pria itu adalah Matsuyama ken’ichi dan Johnny deppnya orang korea. Mengingatkan saya pada transformasi ini,

before
  
after

mode normal

Akhir kata,saya tidak akan melupakan adegan jang geun suk naik motor sambil menggendong bayi di film baby and me.


Written by
the most adorable girl in the universe

Prolog..




Empat remaja ababil
yang mempunyai tubuh kecil
dengan penampilan dekil
tetapi membenci upil
kini sedang berusaha untuk menjadi centil
tetapi malah terlihat imbisil
dan memutuskan untuk berceritil.. (okay, yang terakhir memang sangat memaksa, apa boleh buat terkadang penulis jenius <baca;saya>juga bisa kehabisan ide)

Here they’re story...

Enter the first character!!!

Sebagai penulis pertama dia-an yang sok tahu dalam cerita, penulis akan memperkenalkan pembaca kepada tokoh pertama dalam posting ini (semoga benar-benar menjadi postingan dan tidak berakhir di recycle bin). Tokoh pertama adalah seorang gadis (penulis memerlukan waktu sekitar dua jam untuk memutuskan gender tokoh kita kali ini) rebel, preman, dengan jalan ala foto model (yang baru disunat), sebut saja Indri. Indri sangat mudah dikenali dari cengkok khas betawi yang dimilikinya. ”Ape loe?” adalah kalimat yang selalu ia lontarkan kepada orang asing (bukan berarti Indri selalu mengajukan pertanyaan kepada setiap orang asing yang melewatinya, ini cari ribut namanya). Cuek, urakan dan mempunyai selera humor yang tinggi (penulis sebenarnya ragu untuk menyebutkan sifat terakhir, sampai sekarang penulis bingung apakah Indri memang mempunyai selera humor yang tinggi atau penulis memang mempunyai selera humor yang rendah sehingga menganggap Indri lucu) adalah sisi lain dari kehidupan sang seniman jalanan (baca;preman Tanah Abang). Meskipun demikian Indri (sekali lagi penulis mengingatkan ini adalah nama samaran!!) juga memiliki banyak kelebihan, salah satunya adalah menelan golok tanpa tersedak! Eiits tahan, penulis hanya mencoba sedikit menjayus (terjawab sudah kebingungan penulis di atas). Sang maestro jalanan tentu saja mempunyai kelebihan yaitu (5 menit pertama penulis berpikir dengan semangat yang menyala-nyala ”faayaa!!” 15 menit selanjutnya sambil menopang dagu ”eeeemmmhh” 30 menit, penulis sudah hampir putus asa, 36 menit kemudian penulis mulai mengarang kelebihan sang maestro dengan memaksakan fakta-fakta yang ada). Mohon maaf sebelumnya ini adalah kalimat terakhir yang diketik penulis; sang maestro jalanan tentu saja mempunyai kelebihan yaitu... adalah (singularis tepatnya) memberikan sugesti dan saran kepada orang lain (baca;provokator), yaa Indri memang sangat pandai bersilat lidah, terbukti dengan suksesnya beberapa konser dangdut dengan Indri sebagai oratornya, uupss maksud saya demo. Banyak sekali orang-orang (baca;korban) yang mengikuti saran dan petunjuk ”sang rabib”, makanya ketik Reg spasi Indri kirim ke 9910 dapatkan konten-konten lucu dan sugesti untuk kamu !! Buruan kirim!! Namun dari semuanya itu Indri adalah teman yang sangat baik, dia penurut, lucu dan setia (penulis mulai ragu ini teman atau hewan peliharaan) kidd brrooooo J. Walaupun begitu, Indri adalah tokoh panutan penulis, sikapnya yang berani speak-up (berbicara sambil berdiri), tegas, baik, suka memberi tanpa pamrih, tidak bermuka dua (kalo dua penulis takut hiiyy..) yang pasti Indri pemaaaaaaffffff dan tidak pemaraaahhh... (penulis memang sedikit agak penjilat, menimbang sudah terlalu banyak banyolan yang penulis tuliskan tentang Indri disini).

Well Indri is our good friend. Tanpanya masa kuliah ga akan asiik, keberadaanya membuat kehidupan perkuliahan berbeda dan ga datar. Apa karena feng shui kita berempat kalo digabungin memang berakibat fatal? Hal itu masih menjadi misteri…Mari kita tanya Galileo (untuk informasi lebih lanjut mengenai siapa itu Galileo dapat dibaca di Lika Liku Sepatu Indri). Untuk 3 karakter lainnya akan di bahas oleh ke-3 member lainnya.

Akhir kata Peace Love and Guilty J

munculnya karakter baru : Fina


Kali ini saya, the most adorable girl in the universe, akan mendeskripsikan satu karakter baru dalam blog ini yaitu (sebut saja) Fina. (mikir satu menit) Okay, baru kalimat kedua saya sudah bingung mau nulis apa, mungkin lebih baik saya mendeskripsikan Fina secara fisik dahulu baru dilanjutkan ke mentalnya. Secara fisik Fina tampak sebagai gadis normal yang dibesarkan oleh orangtua manusia bukan oleh gorilla (eh itumah tarzan), Fina yang berbodi imut-imut kayak marmut diemut siput tampil ayu dengan busana muslimah. Hal itu juga yang membuatnya sering dianggap kembar oleh Indri, karena sama-sama berbusana muslimah dan bodinya juga sebelas-duabelas. Padahal mukanya beda jauh, Fina berwajah putri huan zu keturunan Palembang, sementara Indri adalah gadis keturunan jawa yang bermuka forkabi (ampun ndri). Gaya berpakaian mereka pun suka terlihat kembar, kalo Fina pake baju hitam Indri juga pake baju hitam, Fina pake sneakers Indri juga pake sneakers, kalo Fina pake rok Indri juga pake rok (abis itu sangkakala ditiup dan kehidupan pun berakhir)  pokoknya Indri udah kaya Fina KW1.
Melihat penampilan Fina dari luar orang-orang gak akan menyangka kalau ternyata mental Fina (yang amat sekali disayangkan) CACAT. Gadis yang terkenal dengan quotes “apa sih?” itu ternyata amatlah lebay sodara-sodara. Dimulai dari menamakan dirinya sebagai The Great Fina, sampai gesturnya yang membuatnya sangat ekspresif. Padahal kalau dilihat dari penampilannya Fina sangatlah ayu, terutama kalau pake rok. Saya yakin kalau Fina turun dari tronton (kenapa tronton?saya juga tidak tahu,daripada mobil satpol pp mendingan tronton) dan secara tidak sengaja roknya tersingkap sehingga betisnya kelihatan, saya yakin seyakin fenny ros kalo lagi ngejualin rumah bahwa dari betisnya Fina akan keluar sinar kayak Ken Dedes. Mungkin bedanya sinarnya Fina adalah sinar penghancur pahlawan bertopeng.
Disamping itu Fina adalah teman yang sangat baik, dia pernah isiin irs saya loh waktu semester dua, dia juga pernah ngasih makan saya loh pake makanan kucing, baik kan diaaa. Kelebayannya pun pernah berguna waktu ada pementasan drama pekasus (pengantar kesusasteraan). Sebagai narrator Fina sangatlah berperan baik, setiap awal scene dia selalu cuap-cuap nerangin apa yang akan terjadi selanjutnya sampil jalan-jalan dari ujung panggung keujung panggung yang satunya, mungkin kalo ditambah salto drama kita akan jadi lebih menarik. Tapi sayangnya Fina tidak bermental sarimin yang suka salto-salto sambil megang payung. Baiklah, saya rasa tulisan saya sudah cukup, sebelum saya membunuh karakter Fina lebih jauh lagi lebih baik saya hentikan kelaknatan ini. Selamat siang terima kasih selamat tinggal sampai jumpa lagi.
Kata-kata hari ini : Don’t judge only by appearance
Satu lagi postingan gak penting dari mayora