di halte berikutnya ternyata banyak penumpang yang turun, alhasil kami tidak harus berdesak-desakan lagi sambil menenteng kamus oranje yang segede gaban sampe-sampe kalo dipake buat nimpuk anjing tetangga dijamin anjing tersebut akan gegar otak dibuatnya. halte demi halte berlalu, kami asik ngobrol,ac bus mulai kerasa karena penumpang yang ga terlalu banyak.tiba-tiba penulis yang berdiri menghadap jalan berbicara pada teman sebelahnya yaitu mely: "mel,kayaknya ini udah nyampe deh" sambil ngeliat jalan yang kayaknya familiar.
"eh iya,kayanya udah nyampe"
mely pun bilang ke Fina,"fin kayanya udah nyampe,ayo turun"
Fina dengan sigap langsung berdiri dan nyajak Fika turun,tanpa babibu Fina,Fika dan Nike berjalan menembus kerumunan orang di pintu masuk, sedangkan penulis dan Mely yang berdiri di tengah bus sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar bus,berjalan sambil celangak celinguk sambil ngeliatin halte.
"eh kayanya bukan ini deh mel"kata penulis panik
mely yang rada panik langsung nyolek-nyolek Fina yang udah duluan jalan didepan, tapi nasi sudah menjadi bubur Fina,Fika dan Nike sudah turun dari bus. sedangkan dua orang autis dengan panik berusaha mengejar dan keluar dari bus secepatnya. namun apa yang terjadi sodara-sodara? ketika pintu bikun sudah didepan mata, tiba-tiba pintu bikun tertutup. karena panik penulis teriak dengan spontan didalam bus yang setengah penuh. mungkin karena mendengar teriakan perawan yang panik,seorang pria penumpang bus berinisiatif untuk menolong (atau mempermalukan) kami.dia pun berkata (bukan teriak)" pak,berhenti pak" dengan volume suara setingkat kucing tidur.yaa bapak supir bikunnya mana denger,adanya juga yang denger orang-orang asing disekitar kami sehingga ketahuanlah bahwa kami ketinggalan halte.
bapak supir tetep gaspol, kami dua orang mahasiswi kurang beruntung yang ada didalam bus hanya bisa bengong menatap jendela. terlihatlah tiga orang teman kami yang juga begong menatap bikun yang berlalu.
kami bengong
mereka bengong
pembaca bengong karena tulisan ini ga penting
didalam bus yang melaju,saya berpikir "kenapa yang terjebak dibus itu saya dan Mely"
apa karena tingkat intelegensi kami yang sama-sama setara dengan tutup termos sehingga tidak mengetahui dimana kita harus turun? padahal udah setahun lebih kuliah disini tapi pengetahuan masih aja setara maba.
yasudalah menyesal tidak ada gunanya.yang penting sekarang kami harus turun di halte yang benar yaitu fkm. halte berikutnya fkm,kami pun turun dengan sukses. hal yang harus kami lakukan selanjutnya adalah berjalan ke halte fmipa dimana ketiga orang teman kami berada. perjalanan menuju fmipa diisi dengan gelak tawa mengingat kebodohan kami tadi.
penulis berkata, "sorry mel tadi gue teriak,abis reflek"
mely: "tadinya gue pengen pura-pura gak kenal tuh"
sialan lu mel,padahal dia sendiri yang mengiyakan kebodohan gue.
penulis dan Mely tidak akan heran jika suatu saat nanti orang-orang yang berada didalam bus tadi mengingat bahwa orang-orang yang bawa kamus oranje adalah bodoh (berkat kami tentunya)
sesampainya di fmipa,kami pun minta agar kebodohan kami dimaklumi dan kami melanjutkan perjalanan ke detos dengan berjalan kaki. karena insiden bikun,waktu kami terbuang dan kami melewatkan adegan pertama dalam film Darah Garuda. karena merasa ketinggalan cerita,kami duduk tenang sambil nonton. dan ternyata filmnya baguuuus banget,lebih bagus dari film terdahulunya, Merah Putih. diisi dengan special effect yang yahud, adegan bom-boman terlihat amat Hollywood, yaa karena yang bikin tuh film bule kali yah makanya tuh film outstanding banget,tapi sutradara indonesia juga bagus kok,trust me it's work.
setiap film action pasti ada jagoannya, dan kami punya jagoan sendiri-sendiri. Fina dan mely yang menjagokan darius walaupun rolenya sebagai marius cuma sebagai chauffeur alias supir,karena ketika adegan perang darius tugasnya cuma nyetir mobil,nyetir pesawat dan dia juga satu-satunya orang yang mukanya tetep oke walaupun lagi di medan perang,katanya Mely itu berkat iklan biore for men yang ia bintangi.sedangkan nike menjagokan Budi yang saya gatau nama aslinya,yang di film dia berperan sebagai remaja yang sudah angkat senjata.Fika terlalu sibuk berdebat karena granat dia kira lepet(nama makanan yang),bentuknya sih emang mirip,warnanya juga,tapi penulis tidak tertipu.dia tidak mengira granat itu lepet,melainkan lontong. gubraaaaak.
karena teman-teman saya punya jagoan,penulispun tidak ketinggalan. saya menjagokan
dia
tomb rider versi cowo yang terlihat cool dengan latar belakang pesawat yang meledak. donny alamsyah,two thumbs up!! kasih jempol gaaan
efek setelah menonton darah garuda:menjadi lebih nasionalis dan pengen pindah jurusan
satu lagi postingan ga penting dari mayora