Selasa, 12 Juni 2012

sebuah puisi dari Saijah untuk Adinda

Aku tak tahu di mana aku kan mati
Aku melihat samudera luas di pantai selatan ketika datang
ke sana dengan ayahku, untuk membuat garam;
Bila ku mati di tengah lautan, dan tubuhku dilempar ke
air dalam, ikan hiu berebut datang;
Berenang mengelilingi mayatku, dan bertanya: ''siapa
antara kita akan melulur tubuh yang turun nun
di dalam air?"---
Aku tak akan mendengarnya.

Aku tak tahu di mana aku kan mati.
Kulihat terbakar rumah Pak Ansu, dibakarnya sendiri
karena ia gelap mata;
Bila ku mati dalam rumah sedang terbakar, kepingan-
kepingan kayu berpijar jatuh menimpa mayatku;
Dan di luar rumah orang-orang berteriak melemparkan
air pemadam api;--
Aku tak kan mendengarnya.

Aku tak tahu di mana aku kan mati.
Kulihat Si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa, waktu
memetik kelapa untuk ibunya;
Bila aku jatuh dari pohon kelapa, mayatku terkapar di
kakinya, di dalam semak, seperti Si Unah;
Maka ibuku tidak akan menangis, sebab ia sudah tiada.
Tapi orang lain akan berseru: 'Lihatlah Saijah di
sana!' dengan suara yang keras;--
Aku tak kan mendengarnya.

Aku tak tahu di mana aku kan mati.
Kulihat mayat Pak Lisu, yang mati karena tuanya, sebab
rambutnya sudah putih;
Bila aku mati karena tua, berambut putih, perempuan
meratap sekeliling mayatku;
Dan mereka akan menangis keras-keras, seperti
perempuan-perempuan menangisi mayat Pak
Lisu; dan juga cucu-cucunya akan menangis,
keras sekali;--
Aku tak kan mendengarnya.

Aku tak tahu di mana aku kan mati.
Banyak orang mati kulihat di Badur. Mereka dikafani,dan
 ditanam di dalam tanah;
Bila aku mati di Badur, dan aku ditanam di luar desa,
arah ke timur di kaki bukit dengan rumputnya
yang tinggi;
Maka Adinda akan lewat di sana, tepi sarungnya perlahan
mengingsut mendesir rumput,....
Aku akan mendengarnya.

terjemahan H.B Jassin dari Max Havelaar : De koffie-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappij karya Multatuli.

1 komentar:

  1. ya ampun akhirnya ada tulisan baru di sini.
    kasian udah lama ni blog didiemin, bentar lagi dia jamuran.

    BalasHapus