Selasa, 05 Oktober 2010

Oppa U ROCK!!!

Setelah sekian menjalani hari-hari dengan ”biasa” aja tanpa kejadian unik dan lucu yang layak untuk diceritakan, akhirnya penulis hari ini menjalani kejadian yang bisa dibagikan.
Seperti biasa penulis pulang dari kampus menggunakan angkutan umum biru yang lewat tol kesayangan penulis (Fina sangat iri karena gapernah naik angkot yang lewat tol). Biasanya, diangkot dengan nomor yang sama dengan nomor dada pahlawan silat asal betawi yang menggunakan baju putih dengan model dada terbuka dan membawa celurit (penulis lupa namanya, tapi saat masa kanak-kanak penulis dia sangat terkenal bahkan mengalahkan saras 008) sangat sepi, karena para penumpang lebih memilih untuk tidur, dibandingankan bergosip ria layaknya teman-teman penulis dikampus (kadang penulis nimbrung juga si). Hari ini penulis duduk tepat dibelakang pak supir, setelah angkot mulai penuh, naiklah seorang kakek dengan pakaian tentara yang duduk didepan disamping pak supir. Dengan kedatangan si kakek lengkaplah kami ber-12 dan siap maju kedalam laga sepak bola dunia 2014 membawa nama baik Indonesia, oke sekedar intermezzo, maksudnya selesailah ritual wajib para supir angkot, yap tepat sekali ”ngetem”. Saat supir angkot mulai menyalakan mesin, giliran para penumpang yang gelar ritual bersama tidur bareng kaya abis dihipnotis sama Rommy Rafael. Baru setengah kelopak mata yang tertutup tiba-tiba penulis mendengar suara musik nan metal dengan penyanyi bersuara sendu. Karena penulis mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi jadilah penulis mencari asal suara itu. Ternyata suspect pemutar lagu metal nan lawas itu adalah si kakek. E dodo e... ternyata dia muter mp3 di hpnya tanpa headshet dengan volume poll. Penulis bingung kirain cuma ringtone, dengan rambasan gitar nan keras layaknya slipknot dipadu suara lawas yang ga masuk sama musiknya gagallah ritual kami para penumpang. Penulis melihat para penumpang lainnya, ada yang terganggu, ada yang pura-pura ga peduli, ada yang bingung cari sumber suaranya, dan ada yang kaya orang bego celingukan ngeliatin ekspresi orang lain. Suasana angkot jadi beda. Setelah memasuki tol bahkan disepanjang jalan tol lagu-lagu lawas terus bersenandung. Tibalah di antrean gerbang tol, dan musik berhenti. Penulis kira sang kakek sadar bahwa dia sedang duduk di sebuah mobil yang dikenal dengan nama angkutan umum, yang berarti tempat publik dimana kita gabisa seenaknya, dan kepentingan umum lebih diutamakan daripada kepentingan individu, kata buku KN. Ditambah lagi mungkin kakek sadar, takut lagu-lagu lawas metalnya mengganggu telinga supir, dan akhirnya Pak Supir ga denger kalo ada yang bilang ”to the left to the left”.  Penulis senang. Baru beberapa detik SUNYI, jrengjreng... ternyata tadi cuma jeda lagu, alhasil sepanjang jalan alternatif keluar tol berdendanglah lagu-lagu aneh itu. Tak disangka-sangka suara musik berhenti, penulis kembali senang. Ckckck tak disangka tak diduga, ternyata dia cuma ganti lagu, karena lagu sebelumnya terhenti dan digantikan lagu yang lebih aneh. Tempat turun penulis sudah semakin dekat, dan penulis sangat penasaran, kira-kira sampai mana sang kakek bertahan mengumandangkan lagu-lagu ajaibnya. Dan rasa penasaran penulis terjawab kira-kira jarak 300 m dari tempat turun penulis lagu tak lagi terdengar, penulis sangat bersyukur disuasana nan panas dan macet diiringi lagu metal ajaib, rasanya kepala penulis sakit. Ditambah lagi penulis was-was takut suara lembut nan elok penulis ga kedengeran sama abang supir. Saat melihat ke depan ternyata si kakek memang telah mematikan mp3 di hpnya, dan ia kelihatan asik dengan kegiatan barunya, yaitu merekam mobil-mobil lain di depan angkot kami. Voilaaa... penulis tertegun, kakek ini sungguh ajaib!! Well walau begitu penulis tetap salute sama kakek, dengan umur yang sudah cukup tua(ialah kalo muda, om) dia masih hidup layaknya anak muda. Luar biasa toch??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar