Rabu, 08 September 2010

lebaran, keluarga, hewan

Lebaran sebentar lagi, banyak yang harus dipersiapkan. Apakah para pembaca yang budiman dan budianduk sudah mempersiapkan baju lebaran, ketupat, kue nastar dan aneka barang penggembira lebaran? Jika belum, beli saja sama Mail dua seringgit.

Sebenarnya tadi saya hanya ingin memberikan sedikit intermezzo, saya sendiri juga bingung kenapa jadi ngawur kaya gini. Baiklah, kembali ke topic. Tema saya pada tulisan kali ini adalah keluarga. Inget lebaran jadi inget keluarga, apalagi kalo yang punya keluarga dikampung. Orang yang punya kampung hampir bisa dipastikan akan ngumpul bareng keluarganya saban lebaran. Beda dengan penulis yang keturunan betawi, tidak punya kampung (hiks). Setiap lebaran paling keliling kemanggisan (nama kelurahan), karena hampir semua warga yang tinggal di kelurahan itu-yang orang betawi-adalah sodara saya,hahahaha tiba-tiba bangga. Keluarga saya sendiri biasanya ngumpul dirumah nenek saya,tapi sekarang nenek saya sudah meninggal dan rumahnya sudah dijual. Dirumah itulah biasanya saya sewaktu bocah menginap disetiap akhir pekan.

Tidak cuma nenek saya yang tinggal dirumah itu, satu orang paman saya yang masih bujang juga tinggal disitu. Nah, paman saya yang satu ini sedikit ajaib-mungkin dia keturunan steven irwing-karena berkat paman saya itu rumah nenek saya jadi seperti kebun binatang. Berbagai macam hewan,baik yang wajar dipelihara maupun hewan yang tidak wajar menjadi peliharaan memenuhi rumah itu. Sebut saja kucing, bebek, ayam, burung, kelinci, ikan, lobster, dan bahkan burung bangau dipelihara. Untuk kucing sendiri terdiri dari beberapa jenis, mulai dari kucing kampung, Persia, anggora, keturunan anggora (artinya kucing anggora betina paman saya dihamilin sama kucing garong,jadinya anaknya blesteran),kucing siam, sampai kucing hutan-yang saya gatau gimana cara paman saya bisa mendapatkannyapun dipelihara. Begitu juga dengan ikan, ikan koi, mas koki( nama ikan bukan nama tukang bakso), ikan lele, mujair, lo han, ikan badut, ikan cupang dan jenis-jenis ikan hias yang saya gatau namanya apa. Tapi berkat itu saya dan sepupu-sepupu saya jadi demen main kerumah nenek saya karena banyak binatang, para orangtua pun merasa senang karena ga perlu ngeluarin biaya rekreasi ke kebun binatang aah, anak-anak senang orang dewasa juga senang. Satu-satunya orang eh bukan , satu-satunya hewan yang gak senang akan hal tersebut adalah ikan.

Untuk ikan sendiri, pada saat saya kecil saya sering menganiaya mereka. Mulai dari nyerok-nyerokin ikan (tanpa sepengetahuan paman saya tentunya), ngeledekin ikan (eits, pembaca jangan berpikir saya memasang tampang nyolot didepan akuarium sambil mengeluarkan jari telunjuk dan jempol membentuk huruf L dan meletakannya didepan jidat saya. Itumah cara saya ngeledekin geng loser bukan cara saya ngeledekin ikan) cara saya ngeledekin ikan adalah saya dengan sengaja mengambil toples makanan ikan lalu mengocok-ngocok toples sampai berbunyi diatas akuarium. Dari situ saya bisa ngeliat ikan-ikan berenang mengikuti arah toples dan mulut mereka monyong-monyong di permukaan air seraya berkata” kak, kasian kak. Saya belum makan dari lahir” begitu ikan-ikan mulai beringas dan mupeng banget pengen makan, saya naro toples makanan ikan ketempat semula dan mulai ketawa-ketiwi karena berhasil nepu ikan.

Saya : Hahahhaha ikan kamu liat di sebelah lemari itu ada apa, sebuah kamera. Anda masuk program keenaaa deeeh
Ikan: blpblpblpblp

Tapi selain itu saya bersikap baik kepada ikan peliharaan paman saya. Kalau ada ikan yang mati pasti saya dan sepupu saya langsung berinisiatif untuk mengubur ikan tersebut. Caranya:


  1.  Ambil daun dari pohon hias yang ada dihalaman
  2. Bungkus mayat ikan dengan daun
  3. Gali lubang dihalaman dan kubur ikan
  4.  Metikin bunga dan taburkan diatas kuburan
  5. Acting nangis, favorit saya adalah acting nangis seperti ini: “huaaaaaa, dia masih mudaaaaaa,hiks”
Bagaimana pemirsa, mudah bukan cara membuatnya?

Hal-hal yang diatas adalah perilaku saya ketika masih kecil, sekarang saya sudah dewasa dan tumbuh menjadi gadis penyayang binatang. Walaupun saya pernah memeras anak ayam sampai mati dan ususnya keluar, itu kan waktu masih kecil, beda klasemen dengan sekarang. Sekarang saya bahkan berpikir untuk pembentuk partai hewan untuk pemilu selanjutnya. Kalau saya terpilih saya akan mensejahterakan hewan terlantar, dan memberikan subsidi whiskas dan tuna in jelly, sekian.
 ini salah satu kucing paman saya

Written by the most adorable girl in the universe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar